Dalam memperingati hari sumpah pemuda dan bulan bahasa teater bara mempersembahkan pementasan dramatisasi puisi, pentas monolog berjudul Inggit, pentas teater don't bullying dan ditutup dengan pementasan teater gendurwo gugat adaptasi naskah geger Banjarsari karya Drajat Nur abgkoso di pendopo Dipayudha Adhi graha Banjarnegar. Pementasan berdurasi total 2 jam dibuka dengan musikalisasi puisi oleh Ratna Saraswati Drajat itu dibanjiri apresian teater dari kepala sekolah SMP se Banjarnegara beserta guru seni budaya, bahasa Indonesia dan siswa siswanya, komunitas teater SMA SMK, pembina ekstra teater, komunitas seni, forum Rembug Banjarnegara, dan masyarakat umum.28-10-23
Hadir menyaksikan pementasan dari awal hingga purna acara PJ bupati Banjarnegara didampingi kadindikpora dengan lesehan bersama penonton, membaur menjadi satu. Acara mengalir dengan baik dengan kejutan awal tampilnya tiga pemain dramatisasi puisi dari teater skansa, monolog Inggit karya Ahda Imran dimainkan dengan bagus, menguras emosi, oleh Anna Fitriya yang disutradarai oleh aulia fadhilah dari teater asal rawuh SMK darunajah. Anak anak SMPN 1 Wanadadi menampilkan teater Don't bullying memadukan komedi dan emosi yang membuat gemas para penikmat teater malam itu.
Pementasa teater bara menutup penampilan dengan membawakan lakon gendurwo gugat adaptasi dari naskah geger Banjarsari karya Drajat Nurangkoso disutradarai oleh ocksa diperankan dengan sangat bagus oleh Indra, Fauyan, Nilla, Ika, Hani, Jannata, Anang, Nandar.
Dalam prolog nya Drajat Nurangkoso sebagai pembina Teater Bara menyampaikan bila tema pementasan adalah meningkatkan literasi melalui sastra teater. "Kami mengucapkan terima kasih atas infak kebudayaan yang telah diberikan oleh para donatur." Dalam kesempatan terpisah Drajat Nurangkoso menyampaikan rincian donatur donatur kegiatan malam itu. "Terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada bapak PJ bupati yang telah menjadikan mimpi menjadi nyata, kadindikpora, ketua dewan Kesenian, bapak Sigit Dwi Antoro ANGGOTA DPRD ll fraksi PAN, ibu Lilis Ujianti anggota DPRD II fraksi P3, bapak Agus Junaedi anggota DPRD II fraksi Golkar, Bapak Jarkasi anggota DPRD II fraksi Golkar, keluarga SMPN 1 Wanadadi, keluarga SMPN 4 satap Pagentan, sanggar seni Saraswati, percetakan Grafika, MKKS korda 2, penerbit GRAFINDO, intan pariwara, Yudistira, dan fortekindo tour & travel."
Teguh Handoko, S.Sos dalam epilognya mengatakan bila Banjarnegara butuh terobosan untuk meningkatkan literasi melalui berbagai cara dan media."dari pementasan yang baru kita saksikan bersama jelas nampak bila kesungguhan belajar akan menjadi kekuatan meraih sukses."
Pada kesempatan jeda pementasan Drajat Nurangkoso menjawab pertanyaan dari MC tentang harapanya sebagai pembina teater bara menyampaikan
"Dengan menggeliatnya kembali energi kreasi seni anak anak muda saya sangat mengharapkan dapat menggunakan sarana fasilitas Pemda Banjarnegara sebagai ruang ekspresi, melakukan pameran maupun pementasan semisal bale budaya, gedung dekranasda, dan ruang publik lain tanpa dikenakan biaya.
Berikutnya dia sampekan "semoga pementasan ini menjadi embrio tumbuhnya pangkalan teater di sekolah-sekolah maupun di kepemudaan, teater dapat digunakan untuk peningkatan literasi, melatih kedisiplinan, dan tentunya kerjasama. Seni teater merupakan seni yang paling mudah dilaksanakan di sekolah. Untuk pementasan di skup wilayah sekolah relatif tidak perlu membutuhkan dana."
Motor kegiatan Joko dan Bagus telah mengorganisasi team kerja dengan sukses."sukses acara malam ini adalah hasil dari proses belajar kita bersama bagaimana melakukan produksi teater dan pementasannya.
Pewarta: Heri
Iditor: MM
Social Header