Breaking News

Koneksi Antar Materi Kesimpulan Dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Banjarnegara:  Majumapanonenews- SUGIARTI SMP Negeri 1 Mandiraja
Fasilitator Heru Setiawan
Pengajar Praktik Setiyadi
Alhamdulillah Saya ucapkan beribu terima kasih, Dengan semangat tiada henti ternyata materi-materi Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 8  Kabupaten Banjarnegara sudah sampai di siklus pembelajaran Merdeka tahapan Koneksi Antar materi modul 1.1 tentang Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara. Sebelumnya saya akan menghubungkan setiap tahapan pembelajaran yang telah diikuti, yaitu Mulai Dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual.

Pada tahapan Mulai Dari Diri, langkah awal dalam siklus pembelajaran Merdeka, Calon Guru Penggerak (CGP) diberi kebebasan untuk belajar mandiri dengan membaca modul, menonton video, dan membaca tulisan Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan. CGP merefleksikan dan mengenali diri sendiri terhadap pemikiran Ki Hadjar. Kemudian menuliskan reflektif kritis serta memaknai dan menghayati pemikiran Ki Hadjar. Pemahaman CGP diperkuat oleh fasilitator saat tahapan Eksplorasi Konsep berlangsung. CGP berdiskusi bersama fasilitator, berbagi praktik baik, tanya jawab, dan menjawab pertanyaan pemantik. Tahapan berikutnya adalah Ruang Kolaborasi. Pada tahapan ini, secara kelompok CGP diberi ruang untuk bekerja sama dalam menyampaikan ide, gagasan, ataupun pendapat terkait kekuatan sosiokultural dalam konteks lokal daerah asal untuk penguatan karakter anak sesuai pemikiran Ki Hadjar. Hasil dari pemahaman yang didapat, CGP membuat desain strategi dalam mewujudkan pemikiran Ki Hadjar berkaitan pembelajaran berpihak pada murid dalam konteks kelas dan sekolah saat tahapan Demonstrasi Kontekstual.
Dari konsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam dunia Pendidikan kita bisa dapat banyak hal. Dari apa yang kita dapatkan dan kita anggap hal yang baru sebenarnya bukan hal yang baru, Karena kurangnya literasi dan Tidak konsisten dalam menjalankannya. kita sering merasa Puas dengan apa yang telah kita lakukan dan telah kita dapatkan, Sehingga sering kehilangan motivasi untuk pengembangan kompetensi diri,  yang pada akhirnya kita pun terlelap dengan sebuah perubahan. Padahal sejatinya menurut Ki Hadjar pendidik itu seorang pembelajar yang selalu menuntun para siswanya.

1. Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?

Sebelum saya mempelajari dan mendalami pemikiran Ki Hadjar, Pengajaran sama dengan Pendidikan, Guru adalah subjek Utama Pendidikan dan saya percaya kalau setiap murid memiliki keunikan masing-masing. Setiap murid memiliki kemampuan yang berbeda, baik dari sisi pengetahuan (kognitif) maupun keterampilan (psikomotor). Murid juga memiliki cara belajar yang beragam. Pada umumnya, murid lebih cenderung suka bermain. Dalam mata pelajaran yang saya ajarkan, yakni Bahasa Inggris. Mereka hanya tahu jika pembelajaran Bahasa Inggris itu hanya membaca,berbicara, mendengarkan dan menulis. Namun lebih dari itu, selain keterampilan , pengetahuan dan sikap juga sangat penting yang tak bisa ditinggalkan dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Ketiga aspek itu menjadi satu kesatuan dalam penguatan karakter murid. Seperti yang dikatakan Ki Hadjar, “budi pekerti atau karakter dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor).” Tanpa saya sadari, pembelajaran yang selama ini saya lakukan terkadang sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar, memberikan kebebasan kepada murid, memberikan pembelajaran yang bermakna, menyenangkan, dan membuat murid bahagia. Hanya saja saya akui, belum konsisten menjalankannya. Terkadang saya mengabaikan kondisi murid yang memiliki karakter dari keluarga yang berbeda. Saya hanya fokus pada ketercapaian materi tanpa peduli murid paham atau tidak. Kadang juga saya monoton dalam mengajar, sehingga murid merasa bosan.

2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?

Setelah mendalami pemikiran Ki Hadjar, saya menyadari kalau konsep saya sebagai pendidik belum sepenuhnya sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar. Konsep-konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap pemikiran saya tentang pendidikan. Pengajaran ternyata tidak sama dengan pendidikan Maka, perubahan besar yang utama yang saya rasakan adalah pola pikir. Bagaimana pola pikir saya dalam memperlakukan murid-murid saya kedepannya. Merubah cara mendidik, mengajar, dan menuntun. Menghamba kepada murid dalam konteks pengabdian kepada murid dengan memberi pelayanan yang terbaik dan maksimal. Saya akan lebih mengenali terlebih dahulu karakter dasar murid saya yang berasal dari lingkungan keluarga yang berbeda. Menciptakan suasana belajar yang merdeka dengan memberi kebebasan kepada murid dengan tetap berada dalam tuntunan. Karena menurut Ki Hadjar, “pendidikan itu hanya suatu ‘tuntunan’ di dalam hidup tumbuhnya anak-anak kita.”

3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara?

Saya akan memperbaiki konsep pembelajaran yang kurang baik dan terus konsisten mempertahankan serta meningkatkan konsep pembelajaran yang dirasa telah baik. Sesuai apa yang dikatakan Ki Hadjar “didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri.” Untuk itu saya akan lebih peka terhadap kondisi dan karakter dasar murid, bahwa murid berasal dari lingkungan keluarga yang berbeda. Alam keluarga menjadi ruang bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan, pengajaran dari orang tua. Ki Hadjar menjelaskan “keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi pekerti (pembentukan watak individual). Keluarga juga merupakan sebuah ekosistem kecil untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat dibanding dengan institusi pendidikan lainnya.” Tuntunan yang berbeda dari setiap keluarga sangat perlu diperhatikan oleh saya selaku pendidik dalam memperlakukan mereka di sekolah. Saya juga akan berusaha lebih banyak melibatkan murid dalam pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat belajar mereka. Memberi kebebasan kepada murid dalam mengeksplorasi pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki murid secara individu ataupun kelompok dengan tetap berada dalam tuntunan, agar murid tidak salah arah. Untuk melatih kemandirian murid, sebagai fasilitator, saya akan menuntun murid tidak hanya sekadar menerima, tetapi juga bisa mencari ilmu sendiri. Karena menurut Ki Hadjar bahwa pendidikan hanya butuh tuntunan. Kemudian saya akan selalu berusaha memikirkan model dan metode pembelajaran yang berpusat pada murid dengan memberikan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. Saya akan berusaha lebih memperhatikan capaian belajar murid dari pada memikirkan ketuntasan materi. Dalam pembelajaran juga tidak lupa menekankan nilai-nilai karakter demi mewujudkan profil pelajar Pancasila. Agar dapat mewujudkan semua itu, saya akan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran pada kurikulum merdeka, yaitu: 1) pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan; 2) pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat; 3) proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik; 4) pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra; dan 5) pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
Kesimpulan
Pendidikan adalah menuntun bukan menuntut, Pendidikan berpusat pada anak, Pendidikan berpusat pada aspek kognitif dan budi pekerti.
Besar harapan  saya bisa memaknai semboyan Ki Hajar Dewantara, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, dari atas saya bisa memberikan teladan bagi setiap anak didik saya, Ing Madyo Mangun Karso di tengah saya bisa jadi teman yang memberikan semangat, serta Tut Wuri Handayani dari belakang saya bisa memberikan dorongan moral serta semangat belajar.

Pewarta: MMN
Editor MM 
© Copyright 2022 - Maju Mapan